Mengatasi Anak yang Kritis
Pernahkah suatu ketika anda dibuat jengkel atau bahkan kehabisan kata-kata dalam menjawab pertanyaan dari si kecil? Anak akan bertanya terus sampai dia merasa puas. Mulai dari apa itu, kenapa bisa begitu, mengapa begini, mengapa begitu dan seterusnya. Jangan panic dulu. Bersyukurlah bagi anda yang memiliki buah hati seperti itu. Karena otaknya terus berfikir dan merekam apapun yang dilihat atau diperhatikannya.
Diperlukan strategi khusus untuk menghadapi masalah seperti ini. Memang ini bukan masalah gampang. Saya dulupun juga sempat dibuat jengkel dengan pertanyaan dibombardir seperti itu. Namun, dengan saya sering melihat tayangan televise tentang buah hati dan juga membaca artikel ataupun buku-buku, saya jadi mengerti bahwasannya inilah ajaibnya seorang anak. Otak mereka ibarat sebuat kaset ataupun CD kosong yang mempunyai daya rekam luar biasa.
Dari pengalaman saya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjawab pertanyaan kritis dari buah hati kita.
Diperlukan strategi khusus untuk menghadapi masalah seperti ini. Memang ini bukan masalah gampang. Saya dulupun juga sempat dibuat jengkel dengan pertanyaan dibombardir seperti itu. Namun, dengan saya sering melihat tayangan televise tentang buah hati dan juga membaca artikel ataupun buku-buku, saya jadi mengerti bahwasannya inilah ajaibnya seorang anak. Otak mereka ibarat sebuat kaset ataupun CD kosong yang mempunyai daya rekam luar biasa.
Dari pengalaman saya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjawab pertanyaan kritis dari buah hati kita.
1. Bahasa yang sederhana
Jawablah pertanyaan dari anak dengan bahasa yang mudah dimengerti, sesuai dengan daya tangkapnya, dan tidak bertele-tele. Jawaban yang kita uraikan juga harus logis dan jujur. Karena anak selalu melihat apa yang nyata dihadapan mereka. Alangkah lebih mudah jika kita membuat contoh, namun sekali
2. Jangan memarahi
Walaupun kita jengkel namun janganlah sekali-kali membentak atau memarahinya. Karena hal itu akan berpengaruh pada psikologisnya. Akan lebih membahayakan lagi kalau sang anak mencari jawabannya sendiri, sedangkan hasil dari jawaban itu justru dari sisi negative. Kalau sudah seperti ini, siapa lagi yang akan rugi kalau bukan orang tua.
3. Segeralah berikan jawaban
Jawaban yang tertunda-tunda akan semakin membuat anak kita berpikir lebih kritis lagi. Semakin banyak pertanyaan yang menumpuk di otak mereka, malah akan membuat orang tua kewalahn dalam menjawab.
Semoga bermanfaat
Semoga bermanfaat